Showing posts with label Ide. Show all posts
Showing posts with label Ide. Show all posts

Some Thoughts


1.
Do The Hard Thing


practice makes perfect
Sewaktu gue baru aja lulus dari SMA, gue banyak cari nasehat tentang apa yang seharusnya gue lakukan di masa kuliah, apa yang seharusnya seorang computer science major bisa kerjakan, capai, dan apa yang sebaiknya gue hindari. Gue cari di hacker news, quora, artikel-artikel yang penulisnya menurut gue cukup kredibel untuk dijadikan teladan seorang computer scientist. Gue bukan psikolog dan gue nggak tau bagaimana membuat orang selalu melihat gue tampak menarik, gue hanya mencoba untuk mecari tahu goal-goal apa yang bisa gue coba gapai.

Dari mulai bikin mobile apps, belajar matematika diskrit, baca beberapa buku Donald Knuth, Buat target nulis 10.000 kode dalam empat tahun, kontribusi di aplikasi-aplikasi open source, dan lain-lain.

Ada salah satu artikel, yang membuat gue tertegun yaitu tulisannya Paul Graham, tentang betapa indahnya bisa membangun startup, membuat sesuatu yang bermanfaat dan berguna untuk orang lain. Dalam konteks ini, tentu saja hal-hal seperti software atau semacamnya. Tapi filosofinya lebih dari itu, kita bisa bahagia ketika kita bisa membuat diri kita kagum. Kita nggak akan benar-benar puas kalau hanya melihat hasil usaha kita yang biasa-biasa aja. Tapi bila kita bekerja keras untuk mencapai sesuatu, yang memang sulit diraih, dan sangat berharga bila bisa tercapai.. kita akan merasakan rasa kebahagiaan tersendiri. Kepuasan unik, sama seperti kelegaan seorang penemu yang selama 3 minggu di lab dan akhirnya berhasil menciptakan sesuatu yang memukau. Untuk bahagia, salah satunya adalah dengan memilih pilihan yang lebih sulit, lebih susah, dan lebih banyak godaan untuk berhenti daripada melanjutkan.

If you have a hard time deciding whether to do one thing or the other, always choose the harder thing. That way, you rule out being lazy.

Gue rasa, bisa menguasai suatu bidang tertentu adalah bagian dari kepribadian seseorang yang membuatnya unik. Untuk bisa terlihat beda, kita nggak bisa hanya mengikuti arus dan terus melakukan apapun yang orang lain bilang dan mengikuti mereka. Kita harus punya sesuatu yang kita andalkan. Menjadi master disuatu bidang? Itu memang agak naif, tapi itu pantas untuk diperjuangkan.

Pernah berpikir bagaimana ada orang-orang seperti Mozart, Einstein, Louis Pasteur, Al-Khawarizmi, Richard Feynman, Bill Gates, Steve Jobs bisa ada dan mencapai apa yang akan dunia ingat bahkan sampai ratusan tahun setelah mereka mungkin sudah tidak ada?

Semua orang penasaran, dan memang sudah banyak studi ilmiah yang udah dilakukan. Salah satunya adalah yang cukup populer sekarang, 10.000 rule. Butuh 10.000 jam latihan untuk bisa jadi expert disuatu bidang. Itu berarti 3 jam sehari selama satu minggu dalam 10 tahun. Hasil penelitian ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1970-an, tapi kemudian baru populer setelah Malcolm Gladwell menulis Outlier tahun 2008.

Pelajaran Tentang Kebahagiaan dari Sejarah Stanford

Minggu kemarin, saya bicara tentang facebook dan sedikit menyidir professor-professor yang cukup membuat saya kagum. Nah, sekarang kita akan sedikit istirahat dan merenung. Kali ini kita akan membicarakan stanford. Ok, saya memang suka universitas ini sampai-sampai bikin cerpen sendiri tentang stanford. Tapi sebenarnya ini bukan hanya tentang stanford. Ini tentang menjadi bahagia. Finding happiness.

Sebelum dimulai, saya ingin jujur bahwa..

Saya suka commencement speech yang hebat, yang dibawakan oleh orang-orang hebat. Saya suka melihat wisuda, saat gerbang ke dunia nyata akan dibuka dan bagaimana melihat banyak mahasiswa bergembira, dan berjingkrak riang bersama-sama. Ini yang saya rasakan ketika saya menonton commencement speech steve jobs di Stanford pada tahun 2005. Saya pertamakali menonton videonya setahun yang lalu. Dan saya sangat terinspirasi dengan apa yang dibicarakannnya. Ini membuat saya jelas, bagaimana sukses-sukses besar yang pernah dicapai steve jobs menjadi begitu logis, karena ia memang sudah bekerja keras untuk itu.

Dan saya samakin tertarik dengan hal-hal seperti ini. Saat ini saya juga suka meluangkan waktu hampir setiap hari, untuk mendengar commencement speech steve jobs di Stanford via mp3 player. Lalu saya cari lebih dalam lagi, dan saya menemukan vide-video lainnya. Bagaimana ya rasanya lulus dari universitas terbaik didunia? Ahh, pasti menyenangkan.

Situs Stanford menjadi pelampiasan saya untuk memenuhi hasrat ini. Btw, apakah kalian tahu sejarah berdirinya stanford? Kalian harus tahu, ada pelajaran berharga disana.

Sebuah Argumen : Mendeactivekan account facebook

Sudah lebih dari setahun saya menggunakan Facebook sebagai salah satu cara saya yang paling cepat untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain. Tetapi, hampir dua minggu lalu saya menonaktifkan Facebook saya, menghapus accountnya dan berjanji untuk tidak menggunakannya lagi untuk sementara.

Pertanyaannya, apa alasan yang cukup logis untuk menjelaskan kenapa saya melakukan ini?

Sebenarnya, keputusan yang saya buat ini masih tergolong sepele. Kenapa? Karena beberapa orang yang saya kagumi membuat pilihan yang lebih ekstrim dari ini. Dan mereka tetap bisa berhubungan baik dengan orang lain, menikmati hidup dengan menyenangkan, dan juga banyak menghasilkan produktifitas.

Esai : Merubah Peradaban dengan Pendidikan Islam

Niatnya hari ini mau bikin artikel tentang beberapa profile professor dan mahasiswa MIT yang inspiratif. Mereka bisa berprestasi dan sangat produktif, tapi masih bisa bersenang-senang, dan bahkan punya blog yang populer.

Tapi mungkin itu lain kali aja ya, hhe. Soalnya tadi pagi baru nulis esai tentang Pendidikan Islam yang mampu membangun salah satu peradaban paling maju dalam sejarah manusia. Bagaimana mereka melakukannya? langsung saja download esai ini, yang saya beri judul, "Merubah Peradaban dengan Pendidikan Islam".

5 Pelajaran dari seorang guru Killer

Saya baru saja membaca hasil survey menarik yang dilakukan di Jakarta dari sebuah tabloid pelajar, d’ Champs. Ini tentang “guru killer vs guru favorit”, Mereka membuat statistik mengenai beberapa opini tentang guru yang disukai dan dibenci kebanyakan siswa. Beberapa kesimpulannya adalah :

66% pelajar mempunyai guru yang mereka anggap “killer” dan cukup beragam, diantaranya guru kimia, matematika, bahasa, atau ekonomi. Dan 40% dari mereka memberikan alasan karena guru yang mereka anggap killer mengajar dengan cara yang keras. Intinya adalah banyak pelajar tidak menikmati sepenuhnya masa-masa di sekolah, dan penyebabnya adalah guru yang mereka miliki.

Kapan harus memulai?

Dulu, saat smp, saya sempat menjadi konsultan amatir segala hal tentang blog, terutama didepan teman-teman saya. Tapi dari sekian pengelaman yang saya rasakan.. masalah utama kenapa mereka mengeluh belum bisa membuat blog, mengeluh karena sulitnya membuat posting, adalah bukan karena mereka tidak bisa (saya malah tidak pernah berpikir, ada yang benar-benar tidak bisa membuat blog, setelah tahu bagaimana menyalakan komputer).

Kebanyakan dari mereka yang kelihatannya ambisius, tapi mengapa belum bisa membuat blog juga? Maksud saya membuat blog yang benar-benar diisi dan digunakan, bukan hanya dibuat. Mengapa? Saya rasa alasannya adalah ini : mereka terlalu khawatir tentang kapan harus memulai, karena terlalu banyak yang dipikirkan. Mereka menunggu waktu yang terbaik untuk memulai.

Tentang Membuat Karya Seni

Hari ini mungkin jadi salah satu hari yang bersejarah bagi saya. Teman sebangku saya, Avicienna, berhasil membuat saya kaget. Saat waktu-waktu kosong di kelas tadi, yang biasanya diisi dengan pergi ke perpustakaan dan bermain internet.. apa yang dia lakukan? Ia membuka tasnya, mengambil kertas HVS seukuran folio, meminjam pensil, dan menggambar. Ya, menggambar!

Dan saya agak berat mengatakannya, tapi hasil gambarannya memang bagus! Sebenarnya ini yang terjadi : saya iri, karena sampai sekarang menggambar apel saja harus lusinan kali menghapus dan memperbaiki. Hhe..

Saya sendiri, selama ini cukup merasa terlihat seperti seniman.

Untuk apa sekolah itu?

Sepertinya ini pertanyaan yang sederhana, tapi mengingat betapa banyak waktu dan uang yang kita keluarkan untuk sekolah, ia memiliki berbagai jawaban, banyak yang belum dijelajahi, beberapa ada yang kontradiktif. Saya punya beberapa pikiran tentang pendidikan, bagaimana kita menggunakannya untuk memasarkan diri dan berkompetisi, dan saya menyadari bahwa tanpa patokan yang lazim untuk memulai, sulit untuk mengetahui apa yang harus dilakukan.

Cara Menunda yang Modern

Hari ini ada momen sederhana tapi cukup berharga untuk dipahami. Pada saat jam istirahat di sekolah tadi, saya dan teman saya Adiguna Bahari sempat berbincang santai hal-hal tentang universitas-universitas hebat kelas dunia. Harvard, Stanford, MIT, dan sebuah universitas di Australia yang namanya saya lupa. Dan saya sempat membicarakan tentang Pranav Mistry, seorang Phd di MIT yang menemukan sebuah teknolgi yang luar biasa jenius, Sixthsense.

Nah, bagaimana mereka yang walaupun begitu masih muda, tapi dapat melahirkan berbagai karya jenius dan membanggakan.

“Pertama, lw harus delete account Facebook lw.. “ kata Adiguna. Sederhana dan pratis sih. Facebook, twiter, dan jejaring sosial lainnya memang telah menjadi alasan baru semua orang untuk terlihat sibuk, untuk menunda pekerjaan-pekerjaan yang lain.

23 kata-kata inspiratif Einstein tentang kebaikan, kebenaran, dan pengabdian


Saya rasa, siapapun yang bisa membaca, bahkan seorang anak Sekolah Dasar kelas 3 pun setidaknya pernah mendengar nama Einstein. Seseorang yang dulunya dianggap gila tapi yang pada akhirnya menjadi icon manusia genius abad 20. Seorang yang begitu populer yang padahal buku-buku yang ditulisnya dulu tidak begitu populer.

Seorang ilmuwan yang jika teori relativitasnya terbukti berhasil, Jerman akan menyatakannya sebagai orang Jerman dan Perancis akan menyatakannya sebagai warga dunia. Namun kalau teorinya tidak berhasil, Perancis akan mengklaimnya sebagai orang Jerman dan Jerman akan menyatakan bahwa ia adalah seorang yahudi.

Sedikit tentang Requirement Engineering

Setelah seminggu ini belum ada kabar baru, sekarang saya mau coba posting tulisan yang agak berbau ilmu komputer, hhe. Bulan ini ikut dua lomba karya tulis ilmiah soalnya. Dan itu membutuhkan waktu ekstra untuk berpikir dan terjun dilautan referensi-referensi. Intinya sih agak sok sibuk, hhe. Tapi boleh kan?

Nah, sudah pernah mendengar tentang requirement engineering? Requirement engineering adalah fase terdepan dari proses rekayasa perangkat lunak (software engineering), dimana software requirements (kebutuhan) dari user (pengguna) dan customer (pelanggan) dikumpulkan, dipahami dan ditetapkan.

Ar-Rahmah Educational Seminar : Video Training Wordpress berbasis Flash

Sekitar satu atau bulan yang lalu, saya sempat menjadi pembica sekaligus provokator dari seminar internal di DKM sekolah saya. Seminarnya sederhana, tentang pelatihan singkat mengoperasikan situs dengan wordpress, joomla, dan pelatihan menulis. Satu hal yang sampai saat ini masih saya ingat adalah.. saya janji untuk membuat video tutorial flashnya, agar bisa di gunakan kapan saja. Dan itulah alasan kenapa tulisan ini dibuat.

Aturan Main tentang Waktu


Beberapa hari yang lalu, ada yang memposting diskusi tentang waktu di InProject. Namanya Hifadri, dia juga kebetulan adik kelas saya. Intinya sederhana, gagasan dia mengatakan bahwa waktu mempunyai kecepatan yang berbeda. Ada saat dimana kita merasa waktu berjalan begitu lambat, tetapi ada juga saat dimana waktu kita berjalan terasa begitu cepat.

Time. Waktu. Waktu bukan sekedar uang. Waktu adalah investasi yang semua orang miliki. Tidak peduli ia kaya atau miskin, cantik atau tidak menarik, semua diberi jaatah waktu yang sama setiap hari : 24 jam. Dan nilai waktu ini bisa dilihat dari bagaimana seseorang itu menggunakan waktunya. Apa yang dia lakukan, apa yang dia kerjakan, dan termasuk kelalaian-kelalaian yang ada didalamnya. Inilah salah satu dari banyak alasan yang membuat waktu benar-benar berharga.

Tiga karakteristik waktu

Setidaknya, ada tiga karakteristik waktu, yaitu :

Cepat berlalu. sekarang, coba lihat jam tangan kamu.  Sudah jam berapa sekarang? Lantas, pekerjaan apa saja yang telah kamu selesaikan, dari pagi sampai detik ini? Waktu memang terasa cepat berlalu bukan? Dan nyatanya memang begitu. Oleh karenanya, siapapun yang ingin dirinya tidak kehabisan waktu dengan sia-sia akan berusaha membuat setiap saat yang ia lalui bisa bermakna.


Memiliki kecepatan yang berbeda. Mau bukti? coba saja kamu masak satu liter air, dan tunggu sampai mendidih. Ya, kamu harus diam dan menunggu sampai airnya mendidih. Setelah itu, coba kamu tonton dvd avatar. Keduanya bisa jadi butuh waktu yang sama. Tetapi kecepatannya berbeda kan?


Tidak dapat digantikan. Setiap detiknya, waktu yang kita gunakan akan hilang. Hari minggu tanggal 7 februari 2010 tidak bisa digantikan dengan hari minggu dipekan depannya. Hari kemarin sudah berlalu, dan apapun yang telah kita lakukan saat itu, kita tidak akan bisa mengubahnya. Karena waktu yang telah datang tidak akan pernah kembali.

Menggunakan Waktu

Saya suka kandungan ayat dari surah Al-Ashr. Pada dasarnya, semua manusia berada pada totalitas kerugian. Semuanya merugi, kecuali orang-orang yang :


  1. Beriman dan beruapa untuk selalu menyempurnakan imannya.
  2. Beramal saleh. Beramal dengan menggunakan berbagai penggunaan daya manusia, daya pikir, fisik, kalbu, dan daya hidup.
  3. Saling berwasiat menyangkut kebenaran, dan
  4. Saling berwasiat kepada kesabaran.

Bila keempat indikator ini dipenuhi, barulah seorang anak manusia dikatakan beruntung. Sederhana bukan? Ya, tapi ini memang butuh perjuangan. Perjuangan yang akan terus berlangsung sampai akhir hayat. Jadi kalau begitu, bila kamu, saya atau siapa saja yang tidak ingin dirinya merugi, satu-satunya pilihan adalah dengan menjadi orang yang beruntung. Mau jadi orang yang beruntung?

Mengelola waktu

Jujur, saya sendiri masih banyak yang harus dievaluasi untuk masalah pengelolaan waktu. Tapi, saya kan coba berbagi sedikit pengetahuan ini, yang insyaAllah bisa bermanfaat bagi siapa saja yang bisa mengamalkannya dengan konsisten.

Saya yakin, kamu pasti pernah (setidaknya) mendengar tentang empat tipe penggunaan waktu yang diajarkan oleh Stephen R. Covey. Perhatikan kuadran ini!



Sederhananya, kamu dikatakan bisa mengelola waktu dengan baik bila kegiatan-kegiatan kamu lebih banyak berada pada kuandran II. Yaitu kegiatan-kegiatan yang penting dan bernilai, tapi tidak mendesak atau dalam keadaan genting.  inilah inti dari manajemen waktu. Dan ini adalah seni tentang bagaimana kita melakukan kegiatan dengan pertimbangan prioritas yang benar.

Pernah dengar prinsip pareto? Atau prinsip 80/20?

Begini, setiap dipagi hari, coba kamu tuliskan list hal—hal apa saja yang harus dikerjakan hari itu. Kamu akan menemukan beberapa poin yang mempunyai nilai lebih. Biasanya tidak sampai 20% dari total kegiatan kamu. Tetapi, kalau kamu bisa menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dikelompok ini, kamu sama halnya dengan mengerjakan 80% dari total pekerjaan. Karena 20% ini adalah pekerjaan-pekerjaan pada kelompok yang mempunyai skala prioritas paling tinggi.

Cukup sederhana bukan?

Ya, tapi jarang sekali ada orang yang bisa melakukan pengelolaan waktu efektif dengan konsisten. Karena kalau banyak, pasti akan terlihat jauh lebih banyak orang-orang hebat di sekitar kita.

Sekarang giliran kamu, bagaimana cara kamu mengisi waktu setiap hari?

Share Your Project with InProject


Saat ceramah dari ustadz Salim A Fillah yang keren saat acara An-naba di sekolah kemarin, saya tiba-tiba dapet nya “bisikan gaib” lagi. Nggak jauh dari sebuah proyek web. Karena sepertinya ini akan bermanfaat, jadi saat itu juga langsung bikin desainnya dan layoutnya.


Nah, mumpung sekolah masih belum terlalu sibuk, jadi sepulang An-naba sempet-sempetin bikin situs ini. Dan setelah beberapa jam bermain-main dengan CSS, PHP, Wordpress, dan Photoshop (dan mengorbankan waktu tidur).. akhirnya dengan izin Allah, lahirlah..

Membangun Kelangkaan


Mana yang menurut anda paling berharga : emas atau garam? Siapapun yang tahu sejarah, sepertinya akan menjawab garam. Emas memang cantik, tapi anda tidak dapat hidup tanpa garam. Dan ketika garam menjadi lebih langka dari pada emas, bukan tidak mungkin garam akan dijadikan mata uang.


Tapi ini semua sudah berlalu. Garam sudah tidak bernilai lagi sekarang. Kelangkaan menjadi bagian dari identitas. Emas menjadi langka, dan harga jualnya menjadi sangat tinggi. Begitu banyak garam, membuatnya tidak bernilai lagi. Kelangkaan menjadikan penilaian yang mutlak. Kelangkaan adalah fondasi baru bagi ekonomi kita. Satu-satunya cara untuk mendapat keuntungan besar adalah dengan memperdagangkan sesuatu yang langka. Dan kabar buruknya, kita kekurangan kelangkaan saat ini.

Mencatat? petimbangkan Mindmap dan Onenote!


Bayangkan ini : Anda baru saja selesai rapat penting tentang perencanaan yang berlangsung selama tiga jam. Hampir selama itu anda membuat catatan-catatan tanpa henti dan berupaya mencatat poin-poin penting yang diungkapkan setiap orang. Anda kembali ke meja anda, membuka ctatana-dan hanya menatapnya. Yang tampak oleh anda hanyalah kumpulan kata-kata. Walaupun catatan anda menyeluruh, tak satu pun dari poin-poin penting tersebut anda pahami. Anda mencatat seadanya dari apa yang dikatakan setiap orang, namun anda tidak yakin bagaimana menyatukannya. Ini, seolah-olah, anda menemukan potongan-potingan” jigsaw”, tetapi anda tidak dapat melihat keseluruhan gambaran.

Apa yang anda lakukan? Mempermalukan diri anda dengan kembali dan bertanya kepada orang-orang lain tersebut untuk menjelaskan apa yang mereka maksudkan? Mereka melakukan tindakan apapun yang dapat anda lakukan, dan berharap ini sesuai dengan rencana keseluruhan? Atau berdoa agar diberi bimbingan Tuhan?



gw_mindmap1
Itu gambaran yang diberikan oleh Bobbi DePorter dalam salah stau bab dibukunya, Quantum Learning. Cara mencatat tradisional harus dirubah. Kita membutuhkan cara baru yang lebih efektif dan lebih menghemat waktu.

Abad dua puluh satu memberikan banyak hal baru bagi kita. Informasi yang yang sangat beragam dan mudah diakses, kesibukan yang yang menjadi rutinitas, dan berbagai kegiatan sehari-hari yang menuntut kita untuk bisa mengelola informasi dengan baik. Banyak informasi yang dapat kita akses, tapi tidak semuanya baik. Untuk membuat informasi itu bernilai bagi kita, kita perlu mengelolanya. Mencatatnya. Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.

Tips menulis dari seorang pemula :)

Sebenarnya, cukup banyak temen-temen saya yang nanya dan minta saran bagaimana caranya menulis yang baik. Dan sebenarnya lagi, saya sendiri agak ngilu menjawab pertanyaan ini, karena saya merasa masih belum bisa membuat tulisan yang benar-benar bermanfaat disetiap untaian katanya, dan indah disetiap kalimatnya. Tapi, karena pada dasarnya kita memang harus saling belajar, mungkin ada baiknya kalau saya share bagaimana cara menulis yang sering saya gunakan. jadi, bagi yang emailnya atau message FBnya belum terjawab, bisa baca tulisan ini aja ya..
Di posting yang lalu, saya mengungkapkan apa yang seharusnya menjadi modal dasar seorang yang akan membuat tulisan. siapapun yang mempunyai visi yang mulia, komitmen yang kuat, dan niat yang tulus sudah cukup mempunyai indikator sebagai seorang calon penulis yang legendaris. Dan memang, seharusnya dalam setiap tulisan yang kita buat harus bisa mendakwahkan isinya. Tulisan yang baik adalah tulisan yang bisa mentransfer nilai-nilai kepada pembacanya. Nah, sekarang bagaimana teknis menulisnya?

Renungan Angin Malam

Disaat orang-orang tertidur lelap. Disaat banyak jiwa sudah terbuai mimpi dan empuknya bantal diganjalan kepala mereka. Aku terduduk disini. Memandang langit. Menangis. Mencaci maki diri. Betapa hinanya aku ini.

Kulihat diriku seorang pemuda. Aku mempunyai tangan, kaki, dan otak untuk berfikir. Aku mempunyai panca indera yang tak bercacat satu pun. Tapi aku belum bisa benar-benar bersyukur. Aku belum bisa memanfaatkan potensiku yang besar ini untuk kemaslahatan dan membantu orang lain. Aku belum bisa membuat diriku menjadi orang yang bila ada kesusahan di masyarakat, aku bisa menolong mereka. Menolong dengan idealismeku. Aku belum bisa memberikan buah pikiran yang berharga. Aku sangat menyesal.

Nggak Mau Pake Software Open Source? Pikirkan Lagi!

Pernah, saya menemui sebuah bahasan tentang seorang remaja yang mengajak orang untuk beralih menggunakan aplikasi open source disebuah forum online terbesar di indonesia. Reaksinya bermacam-macam, ada yang setuju, menghujat, atau ada juga yang bingung. Dia mengatakan bahwa menggunakan aplikasi bajakan bukanlah perilaku yang baik, menggunakan aplikasi yang gratis dan open source merupakan satu-satunya pilihan bagi mereka yang tidak mau mengeluarkan uang banyak untuk menggunakan teknologi informasi.

"Kalau dibiarkan terus-menerus, pembajakan itu dapat menghambat kreativitas para pengembang software lokal," (Fadil Fuad Basymeleh, Chairman PT Zahir Internasional)

Berkaitan dengan itu, saya ingin memberikan gambaran tentang sebuah negara yang saat ini cukup mengalami perkembangan yang pesat di bidang open source, yaitu India. Negara ini mengalami perkembangan pesat dalam teknologi informasi mereka karena kebanyakan dari pelajarnya dituntut untuk bisa menggunakan software open source untuk mengerjakan berbagai tugas dan kegiatan.

Menumbuhkan Semangat Open Source

 
Saya suka cara Matt Mullenweg memaknai apa itu kemerdekaan –opensource :

  • the freedom to run the program for any purpose –> commercial, non commercial
  • to study how the program works and adapt it to your needs
  • redistribute copies so you can help your neighborhoood
  • to improve the program and release your improvement (and modified version on general) to the public so that the community benefits