Mencatat? petimbangkan Mindmap dan Onenote!


Bayangkan ini : Anda baru saja selesai rapat penting tentang perencanaan yang berlangsung selama tiga jam. Hampir selama itu anda membuat catatan-catatan tanpa henti dan berupaya mencatat poin-poin penting yang diungkapkan setiap orang. Anda kembali ke meja anda, membuka ctatana-dan hanya menatapnya. Yang tampak oleh anda hanyalah kumpulan kata-kata. Walaupun catatan anda menyeluruh, tak satu pun dari poin-poin penting tersebut anda pahami. Anda mencatat seadanya dari apa yang dikatakan setiap orang, namun anda tidak yakin bagaimana menyatukannya. Ini, seolah-olah, anda menemukan potongan-potingan” jigsaw”, tetapi anda tidak dapat melihat keseluruhan gambaran.

Apa yang anda lakukan? Mempermalukan diri anda dengan kembali dan bertanya kepada orang-orang lain tersebut untuk menjelaskan apa yang mereka maksudkan? Mereka melakukan tindakan apapun yang dapat anda lakukan, dan berharap ini sesuai dengan rencana keseluruhan? Atau berdoa agar diberi bimbingan Tuhan?



gw_mindmap1
Itu gambaran yang diberikan oleh Bobbi DePorter dalam salah stau bab dibukunya, Quantum Learning. Cara mencatat tradisional harus dirubah. Kita membutuhkan cara baru yang lebih efektif dan lebih menghemat waktu.

Abad dua puluh satu memberikan banyak hal baru bagi kita. Informasi yang yang sangat beragam dan mudah diakses, kesibukan yang yang menjadi rutinitas, dan berbagai kegiatan sehari-hari yang menuntut kita untuk bisa mengelola informasi dengan baik. Banyak informasi yang dapat kita akses, tapi tidak semuanya baik. Untuk membuat informasi itu bernilai bagi kita, kita perlu mengelolanya. Mencatatnya. Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.