Nggak Mau Pake Software Open Source? Pikirkan Lagi!

Pernah, saya menemui sebuah bahasan tentang seorang remaja yang mengajak orang untuk beralih menggunakan aplikasi open source disebuah forum online terbesar di indonesia. Reaksinya bermacam-macam, ada yang setuju, menghujat, atau ada juga yang bingung. Dia mengatakan bahwa menggunakan aplikasi bajakan bukanlah perilaku yang baik, menggunakan aplikasi yang gratis dan open source merupakan satu-satunya pilihan bagi mereka yang tidak mau mengeluarkan uang banyak untuk menggunakan teknologi informasi.

"Kalau dibiarkan terus-menerus, pembajakan itu dapat menghambat kreativitas para pengembang software lokal," (Fadil Fuad Basymeleh, Chairman PT Zahir Internasional)

Berkaitan dengan itu, saya ingin memberikan gambaran tentang sebuah negara yang saat ini cukup mengalami perkembangan yang pesat di bidang open source, yaitu India. Negara ini mengalami perkembangan pesat dalam teknologi informasi mereka karena kebanyakan dari pelajarnya dituntut untuk bisa menggunakan software open source untuk mengerjakan berbagai tugas dan kegiatan.

Mengubah semua elemen masyarakat menggunakan open source memang tidak mudah, karena di negara berkembang seperti Indonesia menggunakan aplikasi komputer masih sebuah dilema. Ditengah mahalnya lisensi software berbayar, kita juga dituntut untuk maju agar efektivitas kinerja bisa bersaing dengan negara-negara lain. Tapi, kita bisa membuatnya menjadi lebih sederhana. Kita bisa memulainya dengan mengganti software-software "sekunder" di komputer dan menggantinya dengan freeware yang gratis, berikut beberapa pilihan yang disaran Pa Doddy yang saya kutip dari blognya :


  • Mozzila Firefox & Google Chrome untuk menggantikan Internet Explorer
  • OpenOffice untuk menggantikan MS Office
  • EASEUS Partition Manager Home Edition, untuk membuat partisi pada harddisk, dapat menggantikan Partition Magic
  • Any Video Converter Free, untuk melakukan konversi format file video. Sofware sejenis seperti Total Video Converter
  • Avast Antivirus Home Edition, untuk perlindungan terhadap virus. Setahun sekali harus melakukan aktivasi dengan cara meminta License Key gratis, cukup bermodalkan e-mail
  • CDBurnerXP, untuk menulis data ke CD atau DVD, bisa menggantikan Nero Burning
  • FileZilla FTP Client, untuk pemindahan file
  • Flashget, untuk download manager
  • FreeCommander, mirip dengan Norton Commander untuk menggantikan Total Commander
  • VLC Media Player dan K-Lite Mega Codec, untuk VCD atau DVD Player dan player bagi file berjenis video lainnya, dapat menggantikan PowerDVD
  • IzArc dan 7z, untuk kompresi file seperti Winzip dan Winrar
  • Ad-Aware untuk anti spyware
  • Mz Ultimate Tweaker, aplikasi utilitas seperti TuneUp Utilities
  • Daemon Tools Lite, aplikasi virtual CD seperti PowerISO dan VirtualDrive
  • Foobar2000, alternatif lain untuk Winamp
  • Notepad++ dan PSPad, aplikasi text editor seperti EditPlus dan UltraEdit
  • PhotoScape, dapat digunakan sebagai image viewer seperti ACDSee, image capture seperty HyperSnap
  • XnView, aplikasi image viewer seperti ACDSee
  • Revo Uninstaller, aplikasi untuk melakukan uninstall secara bersih seperti halnya Your Uninstaller dan SmartyUninstaller
  • GIMP, image processing seperti Photoshop
  • PrimoPDF, driver printer untuk membuat file PDF

Kabar baiknya lagi, saat ini sudah banyak software open source yang tidak kalah unggul dengan software berbayar. Beberapa malah dikenal mempunyai kelebihan dibanding dengan software berbayar. Artinya, kita bisa tetap berkompetisi dengan ideal walaupun menggunakan software "gratisan" ini, contohnya seperti yang terkutip dalam berita ini :

[stextbox id="info"]

Sarah Ramadhania Putri atau akrab disapa Keko memenangkan juara pertama lomba desain poster teater se-Jabodetabek. Yang membuat tim juri kagum, Keko menghasilkan karya tersebut dengan bantuan peranti lunak open source GIMP, mengalahkan semua saingannya yang menggunakan peranti lunak berbayar yang lebih canggih.

Selama ini program peranti lunak open source sering disebut-sebut memiliki kelemahan dalam hal multimedia. Itu sebabnya, sebagian besar orang, meski telah menggunakan open source namun tetap mengandalkan Adobe Photoshop di Windows atau Mac untuk menghasilkan karya multimedia yang memuaskan.

Namun pendapat ini berhasil dipatahkan oleh Keko. Siswi kelas 3 SMA 66 Jakarta Selatan ini berhasil menjuarai kategori Desain Poster Terbaik dengan mengandalkan program open source GIMP.

Melalui email, Keko bercerita bahwa dirinya sudah satu tahun menggunakan GIMP. Meski awalnya sempat kebingungan, namun toh gadis berusia 17 tahun ini dengan tekun mempelajari program tersebut hingga berhasil menguasainya.

"Memang pertamanya susah, apalagi layar GIMP dipecah jadi 3 windows, jadi bikin kepala rasanya mau ikut pecah, sangat kerasa sekali kagok. Perasaan ingin menyerah karena waktu itu masih tergila-**** dengan Photoshop," kata Keko.

Menurut Keko, open source, dalam hal ini GIMP tidak akan terasa mudah jika kita tidak terbiasa memakainya. Berdasarkan pengalamannya, Keko menyebutkan hanya dalam kurun waktu dua pekan pengguna bisa mulai lancar pakai GIMP.

"GIMP sebenarnya sama seperti Photoshop yang pada dasarnya memberi kita peluang untuk berkarya dan berkreativitas. Sekalipun gratisan, GIMP tetap mampu mengejar kualitas fitur-fitur yang diberikan oleh Photoshop yang tidak gratis," kata Keko

Sumber : okezone.com


[/stextbox]

Dan menggunakan open source berarti ikut mengapresiasikan kerja keras mereka yang dengan rela menghabiskan waktu untuk memberikan aplikasi bermanfaat tanpa dibayar sepeser pun. Dan saya yakin, masa depan software open source akan semakin cerah. Karena semangat untuk berbagi adalah motivasi yang tidak patut untuk diremehkan. Bagaimana pendapat kamu?



Tulisan ini dibuat untuk menyukseskan Lomba Blog Open Source P2I-LIPI dan Seminar Open Source P2I-LIPI 2009.


26 comments:

  1. sebenernya gw juga pengen pindah ke open source.. cuman gw udah terbiasa dengan menggunakan produk" mikocok... soalnya fasilitas" yang tersedia sangat gw butuhkan, apalagi gw udah cukup mahir menggunakannya..

    klo gw pindah, itu berarti gw harus mulai lagi dari nol.

    ReplyDelete
  2. Di Indonesia ini belum bisa kalo masyarakatnya harus memakai software berbayar. Karena kebanyakan masih suka yang bajakan lagian harga software berbayar rata-rata pake $$$.
    *Bingung liat $$$*

    ReplyDelete
  3. nah, itu memang salah satu dilemanya. tapi open office sekarang udah makin keren lho.. dan makenya juga nggak sulit..

    ReplyDelete
  4. yap, saya juga memakluminya sih.. pembajakan software merajalela juga salah produsennya juga... apa mereka nggak tau, kehidupan rakyat indonesia ini seperti apa? klo memang mau memajukan dunia, coba beri tolenransi donk untuk negara" berkembang.

    ReplyDelete
  5. Sayangnya untuk software teknik masih harus pakai OS micr*soft. Belum banyak yang jalan di linux.Tapi, kalau untuk office, linux udah cukup.

    ReplyDelete
  6. wah, cerita yg GIMP keren. itulah buktinya kalo emang kreatif, ga peduli apa softwarenya, orang pasti bisa bikin karya bagus. buat desain grafis loh..

    ReplyDelete
  7. iya ya...

    mmm.. jadi ada sedikit hasrat untuk belajar nih..

    tapi kapan ya???

    ReplyDelete
  8. bener juga sih.. nah ini dia yg jadi pertimbangan.

    ReplyDelete
  9. untungnya sudah banyak universitas yang langganan lisensi MSDNAA (Academic license) jadi gak perlu ngebajak microsoft mulu.

    ReplyDelete
  10. Anas, tulisannya keren. Gagasan, data, dan penyampaian, semua mengalir dengan sangat baik. Saya sangat senang banyak anak muda yang saling berbagi pengalaman, gagasan, semangat, dan inspirasi--seperti kamu.

    Salam kenal dari saya. Salam kreatif...

    ReplyDelete
  11. makasih mas, tapi kayaknya pujian itu terlalu tinggi.. :)

    ReplyDelete
  12. Hmm sebenernya yg diinginkan itu software open source atau yang gratis?

    ReplyDelete
  13. GIMP kompresi filenya tidak optimal untuk keperluan mendesain website. File gambar yang seharusnya bisa disimpan sebesar 5KB, ukurannya malah mengembang sebesar 20KB :(

    Selection tool dan Pen Tool nya juga ga sefleksibel dan sepraktis Photoshop.

    Ibarat Pesawat, GIMP ini masih pakai baling-baling, sedangkan Photoshop sudah tembus Mach 3.0

    ReplyDelete
  14. boleh nanya gak, bagusan IBM Lotus atau OpenOffice?? terus produknya SunMicrosystem tuh opensource semua ya??

    ReplyDelete
  15. selamat anda jadi pemenang :mrgreen:

    ReplyDelete
  16. Asw. Selamat yak.. Anda Menjadi Juara.. Kategori pelajar.. Loba blog LIPI..

    keep Share yak..

    sahid/jambi

    ReplyDelete
  17. maaf, sekedar mengingatkan
    open source tidak sama dengan free software

    tadi judulnya open source tapi yang dilist banyak aplikasi free software yang tidak open source...

    terima kasih...
    sukses selalu

    ReplyDelete
  18. oh iya, terimkasih kritiknya.. :)

    ReplyDelete
  19. Selamat ya sudah memenangkan lomba. Bagi2 ilmu dan tipsnya dong. Hadiahnya juga boleh kalau mau dibagi. He..3x

    ReplyDelete
  20. Blog yg mantap..bs menang lomba..wah Selamat ya jd ikut senang aku...oya kapan2 klo ada waktu mari saya undang untuk berkunjung ke blogku yg culun hehehehe...kami tunggu kunjungannya kawan.salam kenal dari saya pribadi.

    By : ary-putra.blogspot.com
    valle46.blogspot.com
    trophy99.blogspot.com

    ReplyDelete
  21. Selamat ya sudah memenangkan lomba. Bagi2 ilmu dan tipsnya dong. Hadiahnya juga boleh kalau mau dibagi. He..3x

    ReplyDelete
  22. boleh nanya gak, bagusan IBM Lotus atau OpenOffice?? terus produknya SunMicrosystem tuh opensource semua ya??

    ReplyDelete
  23. wah, cerita yg GIMP keren. itulah buktinya kalo emang kreatif, ga peduli apa softwarenya, orang pasti bisa bikin karya bagus. buat desain grafis loh..

    ReplyDelete