5 Pelajaran dari seorang guru Killer

Saya baru saja membaca hasil survey menarik yang dilakukan di Jakarta dari sebuah tabloid pelajar, d’ Champs. Ini tentang “guru killer vs guru favorit”, Mereka membuat statistik mengenai beberapa opini tentang guru yang disukai dan dibenci kebanyakan siswa. Beberapa kesimpulannya adalah :

66% pelajar mempunyai guru yang mereka anggap “killer” dan cukup beragam, diantaranya guru kimia, matematika, bahasa, atau ekonomi. Dan 40% dari mereka memberikan alasan karena guru yang mereka anggap killer mengajar dengan cara yang keras. Intinya adalah banyak pelajar tidak menikmati sepenuhnya masa-masa di sekolah, dan penyebabnya adalah guru yang mereka miliki.


Pernahkah anda mempunyai guru killer?

Tapi sebelum dijawab, saya berpikir tentang seperti apa guru yang killer itu. Bagi saya guru yang killer bukanlah guru yang mengajar dengan suara yang memekkan telinga, bukan guru yang sering membuat tugas, atau guru yang sering memberikan konsekuensi bagi siswanya yang membuat pelanggaran.

Jika anda memiliki guru (atau semacam itu) bahwa Anda tidak bisa membuat anda nyaman, membuat anda tidak bisa belajar darinya, yang tidak mendukung untuk membawa anda ketempat yang anda butuhkan,  karena ia mempertahankan status quo dan menunjukkan kegagalan anda pada apa pun nilai rapor yang ia pilih, anda dapat mempertimbangkan diri gagal. Anda dapat memutuskan bahwa anda mempunyai guru yang buruk. Atau anda bisa mengingatkan diri sendiri bahwa itu berarti..
  1. Nilai dan rangking adalah ilusi
  2. Passion dan wawasan anda adalah realitas
  3. Kerja keras anda lebih berharga daripada sekedar keselarasan dengan kunci jawaban
  4. Kegigihan dalam menghadapi figur otoritas skeptis adalah kemampuan kuat
  5. Jika anda cukup peduli tentang pekerjaan apa yang akan banyak menerima kritik, anda telah belajar cukup untuk hari ini

1 comment:

  1. singkat, sederhana, tapi inspiratif. keren!

    ReplyDelete