Esai : Merubah Peradaban dengan Pendidikan Islam

Niatnya hari ini mau bikin artikel tentang beberapa profile professor dan mahasiswa MIT yang inspiratif. Mereka bisa berprestasi dan sangat produktif, tapi masih bisa bersenang-senang, dan bahkan punya blog yang populer.

Tapi mungkin itu lain kali aja ya, hhe. Soalnya tadi pagi baru nulis esai tentang Pendidikan Islam yang mampu membangun salah satu peradaban paling maju dalam sejarah manusia. Bagaimana mereka melakukannya? langsung saja download esai ini, yang saya beri judul, "Merubah Peradaban dengan Pendidikan Islam".

Memacu Kreatifitas di Era Keterbukaan

The World is Flat
-Thomas L Friedman

Anda mungkin sudah tahu Seth Godin? Ia adalah seorang penulis, marketer, dan pembicara yang sangat populer. Blognya, yang beralamat di sethgodin.typepad.com adalah salah satu blog terbaik versi Times.com, dan ia mengupdatenya setiap hari. Ya, setiap hari ia mempublikasikan ide-idenya yang inspiratif dan berkualitas. Dan semuanya gratis, semua orang dapat menikmatinya.

Image Credit to : www.cartoonstock.com
Tapi, walaupun tulisan-tulisan berkualitasnya gratis, Seth Godin tetap menjadi penulis yang banyak ditunggu karyanya, yang paling diperbincangkan ide-idenya, dan yang paling mahal bayaran untuk menjadi seorang pembicara. Ini adalah salah satu prinsip baru dalam era digital hari ini. semua orang dapat berkeratifitas, dan membuat berbagai karya dengan keleluasaan untuk memproduksinya dengan sangat mudah. dan itu bukan hanya menguntungkan bagi orang lain yang menikmatinya, tapi juga menjadi pendongkrak personal branding bagi si pembuat.

Ada contoh lain, yang lebih sederhana dan baru. Beberapa waktu lalu, mas Ilman Akbar membuat ebook tentang passion. Saya mengetahui ini di twitter. Ia membuat hashtag bagi siapa saja yang mau membicarakan ebook ini di Twitter. Dan sejak peluncuran ebook ini, banyak respon positif yang datang dengan sangat cepat. Dan itu baru saya lihat di Twitter saja. Dan saya lihat, yang dilakukan mas Ilman cukup sederhana. Membuat ebook pdf, lalu memasarkannya di social media. Semuanya gratis. Dan semua orang bisa melakukan itu.

Don Tappscot, dalam bukunya Wikinomics mengatakan bahwa saat ini adalah era dimana ekonomi dikendalikan bukan oleh uang, tapi dipimpin oleh komunitas yang saling percaya, saling berkontribusi, dan membuat berbagai produksi kreatif yang didistrubusikan dengan sangat murah atau bahkan gratis. Ini memang menjadi bagian dari sifat manusia. Manusia adalah makhluk sosial. Mereka senang bekerja dalam tim. Dan mereka juga ingin berinovasi dan berkreatifitas.

Dan ketika kita berbicara tentang kreatifitas, ini tidak ada hubungannya dengan IQ yang tinggi, seseorang yang bisa menguasai 5 bahasa di usai tujuh tahu, atau nilai ujian yang tak pernah dibawah 100. Kreatif berbeda dengan integensia. Menjadi kreatif berarti menjadi bagian dari pemecah masalah. Menjadi kreatif berarti memberikan solusi, dengan cara yang tidak olah banyak orang lain pikirkan. Dan pada dasarnya semua orang bisa melakukan ini. Manusia adalah mahluk yang kreatif.

Review : My Name is Khan

My Name Is KhanSudah nonton film "My Name is Khan" ? Hmm.. ada dua hal kenapa posting saya kali ini termasuk sangat berbeda dari yang lainnya.

Pertama, ini adalah resensi film, dan bukan film biasa.. tapi film Bollywood, Film India yang secara salah satu genre film yang sudah sangat lama tak saya tonton. Kedua, seingat saya, belum pernah sekalipun membuat tulisan untuk resensi film di blog manapun.

Saya udah lupa, kapan terakhir kali menonton film Bollywood. Kalau tidak salah, sewaktu SD kelas 3, dan itu pun hanya sekedar menunggu waktu berangkat sekolah (saat itu saya sekolah giliran siang), dan itu juga tidak dari awal sampai akhir. hanya seadanya saja.. sebab saya tidak begitu suka film Bollywood. Alasan utamanya adalah : Terlalu banyak jogetnya.

Tapi ini adalah film Bollywood yang benar-benar beda..

5 Pelajaran dari seorang guru Killer

Saya baru saja membaca hasil survey menarik yang dilakukan di Jakarta dari sebuah tabloid pelajar, d’ Champs. Ini tentang “guru killer vs guru favorit”, Mereka membuat statistik mengenai beberapa opini tentang guru yang disukai dan dibenci kebanyakan siswa. Beberapa kesimpulannya adalah :

66% pelajar mempunyai guru yang mereka anggap “killer” dan cukup beragam, diantaranya guru kimia, matematika, bahasa, atau ekonomi. Dan 40% dari mereka memberikan alasan karena guru yang mereka anggap killer mengajar dengan cara yang keras. Intinya adalah banyak pelajar tidak menikmati sepenuhnya masa-masa di sekolah, dan penyebabnya adalah guru yang mereka miliki.

Kapan harus memulai?

Dulu, saat smp, saya sempat menjadi konsultan amatir segala hal tentang blog, terutama didepan teman-teman saya. Tapi dari sekian pengelaman yang saya rasakan.. masalah utama kenapa mereka mengeluh belum bisa membuat blog, mengeluh karena sulitnya membuat posting, adalah bukan karena mereka tidak bisa (saya malah tidak pernah berpikir, ada yang benar-benar tidak bisa membuat blog, setelah tahu bagaimana menyalakan komputer).

Kebanyakan dari mereka yang kelihatannya ambisius, tapi mengapa belum bisa membuat blog juga? Maksud saya membuat blog yang benar-benar diisi dan digunakan, bukan hanya dibuat. Mengapa? Saya rasa alasannya adalah ini : mereka terlalu khawatir tentang kapan harus memulai, karena terlalu banyak yang dipikirkan. Mereka menunggu waktu yang terbaik untuk memulai.