Pemuda Masa Depan

Salam kenal Mas Anas.
Saya isaac, saya mengikuti trus jejak mas Anas disini.
Saya pengen buka channel diskusi dengan mas Anas.
Boleh khan...
Mas, ada satu pertanyaan, apa yang mas Anas lihat internet dimasa yg akan datang, apa yang akan dilakukan oleh anak2x sekarang , soalnya kalau aku lihat, mereka kebanyakan masih sebatas pengguna mula, jarang yg memanfaatkan sebagai media aktualisasi ide. Meski mereka sudah menggunakannya bertahun-tahun....
Syukron.... (Mas Harst, Bekasi)
Pertanyaan yang menarik. Tapi dalam note ini, saya hanya akan membahas substansi dari pertanyaannya. Fenomena yang agak memilukan memang, disaat dunia sudah semakin mudah dan teknologi semakin maju dan murah, kita (termasuk saya) masih menjadi yang biasa-biasa saja. Trend yang ada membuat banyak paradigma pemuda atau yang disebut ABG itu berubah. Semakin sedikit dari mereka yang terlihat memperjuangkan idelisme kepemudaannya. Banyak yang justru lebih memilih berjam-jam didepan kaca merapikan gaya rambutnya daripada duduk membaca buku untuk sekedar mengisi waktu luang. Dan faktanya, kebiasaan untuk mempercantik diri ini sudah bukan hanya diidentikkan pada kaum hawa saja. Lelaki pun semakin tidak mau kalah untuk tampil “seksi”.

Sekarang, coba kita pikirkan sejenak. Apakah ini begitu pantas? Kewajiban kita lebih banyak daripada waktu yang tersedia. Banyak yang harus dibenahi dari kehidupan saat ini. dunia membutuhkan orang-orang yang peduli untuk membangkitkan bangsa ini, memperjuangkan kebenaran dan memberi manfaat bagi banyak orang didunia. Dan fenomena yang ada sekarang ini sudah sangat jauh dari nilai-nilai idealis seperti itu. Kita terlalu banyak mengabiskan waktu untuk beristirahat dan bersenang-senang. Ada berapa pemuda yang cukup tersipu dengan sejarah masa lalu?

Bercerminlah sejenak. Saat Rasulullah Usia 15 tahun beliau sudah mengalami pengalaman militer dalam peristiwa perang Fijar antara kaum Quraisy dengan kaum lainnya selama 4 – 5 tahun. Rasulullah juga tidak terlalu banyak tidur, tapi beliau masih bisa menjadi pengusaha, pendakwah dan kepala pemerintahan yang sangat baik dan handal. Beliau bahkan tetap menjadi panglima perang, berada dibarisan depan, mengikuti dan memenangkan berbagai peperangan yang dilakukan bersama sahabat-sahabatnya.

Malu kita dengan beliau, tidur sering lebih dari 8 jam, jangankan ikut perang, hujan atau angin sedikit aja sudah demam dan pilek, jerawat muncul satu aja ribetnya minta ampun, bahkan membantu tetangga untuk menangkap ayam yang lepas aja nggak bisa. :) Generasi muda, hayo jangan kayak gini! Era metroseksual sudah punah!

Trend Metroseksual

Saya masih ingat, ketika masih SD dulu teman-teman saya sudah banyak yang meniru gaya rambut David Beckham. Ia menjadi sebuah icon pria metroseksual dunia. Ia digandrungi bukan hanya karena jago membuat gol. Tapi juga menjadi trendsetter gaya rambut dan perawatan kulit. Nyaris setiap hari, sebelum keluar rumah bahkan bersekolah ada beberapa yang tidak lupa untuk memoleskan gel kerambutnya, dan selalu siap siaga untuk memastikan rambut yang sudah “ngacung” tadi tidak jatuh lagi.

Yang lucu adalah, mereka berkorban banyak untuk mengikuti trend ini. Menyisihkan uang jajan untuk membeli gatsby sampai sering kekamar mandi untuk berkaca. Dan saya tahu bahwa bukan hanya teman-teman saya, tapi banyak pelajar dan remaja mengikuti trend ini. Terbukti dengan banyaknya anak-anak muda yang dijadikan role model di TV adalah mereka yang mengikuti artis-artis atau icon-icon manusia metroseksual lainnya.

Lelaki metorseksual adalah lelaki yang stylish. Mereka adalah pria yang mengikuti mode, rutin ke salon, dan rela menghabiskan ratusan ribu rupiah demi menjaga penampilannya agar tetap keren dan cool.

Pertanyaannya adalah, apakah kita butuh orang-orang seperti ini? Apakah dunia membutuhkan orang-orang yang menghabiskan banyak waktunya hanya untuk sekadar selalu tampil stylish? Apakah tipe-tipe metroseksual dibutuhkan oleh masa depan?

Sungguh, kita dilahirkan untuk mengubah dunia karena Allah menciptakan kita sebagai khalifa di bumi. Setidaknya mengubah dunia kita sendiri. Yes, we’re born to change the world!

Tapi, bagaimana bisa mengubah dunia kalau dirinya sendiri, adalah sosok yang tidak begitu dibutuhkan oleh orang lain?


Pemuda uberseksual


Kalau para pemuda metroseksual adalah orang-orang yang tidak begitu dibutuhkan oleh dunia, orang-orang yang bukan bagian dari “pemuda masa depan”, lalu sosok seperti apa pemuda yang yang dibutuhkan dunia? Seperti apa sosok seorang pemuda masa depan? Sebelum itu.. saya ceritakan tentang seseorang dulu.

Mari kita tinggalkan David Beckham, dan kini coba bayangkanlah seorang Barack Obama. Siapa yang tidak kenal dengan orang ini? Orang yang menjadi Presiden kulit hitam pertama di Negara yang dikenal paling demokratis di dunia ini, Amerika Serikat. Ia terkenal dengan kesahajaan dan kesederhanaannya. Bahkan Istrinya, Michelle Obama, pernah mengatakan, “Jika kau teliti lebih jauh jas dia – Obama – maka kau akan lihat bagian yang berlubang didalam jasnya.” Begitulah dia. Obama dikenal sebagai orang yang rendah hati. Ia tidak pernah membedakan mana orang kaya dan orang miskin. Obama disukai, disayangi, dan dicintai sebagian besar warga Amerikanya.

Sekarang kalau kamu boleh memilih, manakah yang kamu pilih? Apakah kamu ingin menjadi seorang pemuda “pesolek” yang tampan dan mungkin mampu membuat para wanita merasa dan mengatakan “WOW’ kepadamu? Atau kamu ingin menjadi seorang pria sederhana yang punya wawasan luas, solutif, dan dicintai oleh bangsa? Jawaban ada ditanganmu.

Obama adalah salah satu icon yang dicontohkan Marian Salzman dalam bukunya yang akan menggemparkan para lelaki, “The Future Men” sebagai pria uberseksual. Pria uberseksual, kata Salzman, adalah pria yang menggunakan aspek positif maskulinitas, seperti kepercayaan diri, kepemimpinan dan kepedulian terhadap orang lain dalam kehidupannya. Pria uberseksual sangat peduli pada nilai dan prinsip hidup. Pria jenis ini lebih memilih untuk memperkaya ilmu dan wawasannya di sela waktu kosong yang dimilikinya.

Istilah ini berasal dari bahasa Jerman “uber” yang berarti “segalanya, unggul, superior” dan bahasa Latin “sexus” yang artinya “gender”. Contoh penggunaan kata “uber” bisa kita lihat pada semboyan Hitler Deutchland uber alles (Jerman di atas segalanya). Berarti, arti lelaki uberseksual kurang lebih adalah “lelaki yang mempunyai karakter-karakter unggul dan superior”.

Sederhanya, kita bisa analogikan seperti ini. Bayangkanlah di pojok ruangan ada seorang lelaki metroseksual sedang berdiri di depan cermin. Sambil menyisir rambut dan menghisap rokok mahal, ia bersenandung, “aku adalah lelaki yang tak pernah lelah mencari wanita”, sementara di pojok lain ada lelaki uberseksual yang berbaju rapi sedang duduk di depan laptopnya. Ia sedang memantau berita-berita terbaru tentang perkembangan kasus korupsi di Indonesia, kemiskinan di Afrika, sekaligus memantau perkembangan bisnisnya. Wajahnya rileks tapi matanya memancarkan keseriusan. Sambil membaca artikel-artikel di website dengan tempo tinggi, mulutnya senantiasa menyenandungkan lagu berikut, “sekeping hati dibawa berlari, jauh melalui jalanan sepi.. jalan kebenaran indah terbentang di depan matamu para pejuang..” (kayak lagu nasyid ya? Hhe).

Nah, Seperti kita tahu, Pemuda metroseksual adalah pemuda yang stylish. Selama beberapa tahun pria metroseksual menjadi standar ideal bagi banyak lelaki. Tapi era ini sudah tamat. Dunia lebih membutuhkan orang yang peduli pada lingkungan, peduli pada ilmu pengetahuan dan peduli pada bangsanya ketimbang mereka yang lebih sibuk merawat kulitnya.

Kita juga seharusnya berkaca pada banyak pemuda dibelahan dunia lain yang telah menggemparkan dunia. Bagaimana sergey brin dan kawannya Larry Page berkerja sangat keras saat membangun google, Bagaimana seorang lelaki kurus kering berumur 16 tahun bernama Bill Joy bekerja semalam suntuk, setiap hari, yang pada akhirnya membangun Sun Microsystem, menciptakan bahasa Java, dan tahukah kamu siapa yang membuat perangkat lunak yang membuat kita bisa mengakses internet? Bill Joy. Belum cukup? Baca saja kisah hidup Bill Gates atau Steve Jobs. Mereka bukan hanya bekeja lebih keras. Mereka bekerja sangat jauh lebih keras daripada orang lain. Apakah mereka juga rajin ke salon saat masa-masa itu? Hmm.. akan sangat luar biasa kalau jawabannya ya.

Oh ya, saya jadi teringat Alexader The Great. Dari nya, saya belajar bahwa senioritas adalah sebuah mitos. Dan satu hal yang begitu gamblang membuktikan hal ini adalah kisah heroik kepemimpinan Alexander the Great. Ia pertama kali memimpin puluhan ribu prajuritnya dalam usia 22 tahun ! Sungguh saya benar-benar terenyuh dengan fakta sejarah ini : seorang anak muda berusia 22 tahun memimpin 50,000 prajurit melakukan perjalanan penaklukan dalam wilayah yang membentang sepanjang 20,000 km. Prestasi yang sungguh mencengangkan.


Role model sejati, dari peradaban Islam


Ada banyak tokoh-tokoh islam brilian yang telah mewarnai revolusi dunia. Yang menjadi penegak dalam kebenaran. Yang menjadi penopang nilai-nilai kemanusiaan. Yang menjadi penyiar dalam meninggikan derajat ilmu pengetahuan, dan membuat kalangan terpelajar manapun di dunia menjadi tidak mudah untuk bisa melupakan nama-nama mereka.

Dan tahukah kawan, ketika islam berjaya dan sains berada dimasa keemasannya saat kekuasaan Islam, ada banyak contoh yang lebih ideal dari sosok yang dideskripsikan Saltzman sebagai pemuda masa depan. Islam memberikan banyak teladan yang sangat jauh dari kenyataan yang ada sekarang. Mereka adalah para legendaris yang sangat peduli pada masa mudanya dan kesempatannya untuk mengabdi pada ilmu dan kebenaran. Dan (sekali lagi) betapa malunya kita, bahwa pada faktanya kita sudah jauh dari idealisme seperti ini. sebut saja Al-Biruni, Al-Ghazali, Al-Haitsam, Al-Khawarizmi, atau Jabir ibn Hayyan.

Ketika banyak keterbatasan teknologi dan alat belajar yang menjadi hambatan mereka, situasi ini justru membuat kemauan mereka untuk bangkit menjadi dahsyat. Kekuatan fisik mereka terlalu lemah untuk mengerjakan hal-hal yang ada dalam pikiran besar mereka. mereka yang menunda tidurnya untuk menulis kitab-kitab, memikirkan banyak hal untuk memberi solusi berbagai masalah umat. Mereka yang begitu berharga sampai dunia pun bagai kehilangan matahari saat mereka tiada. Seberapa pedulikah mereka dengan gaya hidup metroseksual? Jangan tanya. Pikirlah sendiri..

Sekarang, lihat diri kita. Dunia sudah menjadi lebih mudah. Teknologi membuat setiap bit informasi menjadi lebih tertata dan dapat diakses dimanapun kamu berada. Google membuat pengetahuan menjadi jauh lebih murah dan mudah. Scribd membuat dokumen kertas-kertas menjadi begitu sederhana dan praktis untuk dipublikasikan. Wikipedia membuat ensiklopedia paling up-to-date yang pernah ada didunia ini dapat dibaca oleh semua orang. Abad ketiga globalisasi membuat dunia menjadi semakin datar, semakin sempit, semakin sesak, semakin praktis, dan semakin mudah untuk dekendalikan. Jadi, (seharusnya) tidak alasan untuk tidak bisa menjadi bagian dari pengubah dunia.

Tapi lihat, berapa banyak pemuda-pemuda disekitar kita yang jauh lebih peduli pada penataan rambut-rambut mereka daripada duduk dimasjid dan berdiskusi. Berapa banyak dari mereka yang sibuk mempesona wanita ketimbang meluangkan waktunya untuk menulis atau merenung untuk sejenak berpikir kritis. Berapa banyak dari mereka yang menggunakan internet untuk situs-situs tidak senonoh daripada membaca habis-habisan wikipedia. Ini mungkin cukup kasar, tapi mau bagaimana lagi? dunia tidak membutuhkan orang-orang seperti ini. Dunia tidak membutuhkan pemuda yang tidak ada idealisme dalam jiwanya.

Ayo kita rapikan sedikit hidup kita. Kita perbarui paradigma kita sebagai seorang pemuda, kita adalah investasi peling berharga yang dimiliki bangsa ini. Kita sudah punya banyak modal. Dan ketika kita berpihak pada kebenaran, dengan sendirinya dunia akan akan tunduk pada jalan yang kita tempuh. Ingatlah..

Seorang legenda tak akan rapuh hanya karena label sistem.. janganlah sibuk mengejar cinta. Berjuanglah mengejar idealisme dan impian kita, berambisilah untuk bisa bermanfaat bagi banyak orang.. maka cinta yang akan akan mengejarmu. Karena cinta yang sempurna adalah cinta yang ditempuh dengan perjuangan yang panjang..dan kita bisa melakukannya bersama-sama.

Mudah-mudahan kita semua tetap dalam perdjoeangan! Hidup pemuda Indonesia!



Photo credit by AdNightMare


Referensi :



http://sosbud.kompasiana.com/

Outliers, Malcolm Gladwell

6 comments:

  1. brilian..
    um.. org yg bikin bahasa java namanya James Gosling

    ReplyDelete
  2. saya sendiri jelas lebih suka pemuda yang cerdas daripada
    cowok yang cuma mikir gimana cara supaya tampil "cantik"... :D

    ReplyDelete
  3. wah, salah satu uberseksual nih.. hhe

    ReplyDelete
  4. iya.. tapi salah sati developernya bill joy kan? di buku yang saya baca gitu.. tapi thx udah berbagi

    ReplyDelete
  5. Hihi, beberapa saat yang lalu saya baru saja membaca tulisan mengenai uberseksual di facebook notes seeorang :D

    Sepengetahuan saya, Bill Joy mah yang menulis UNIX (yang menjadi fondasi kernel Linux dan Mac OS X kedepannya). Salah satu "Bill lain" yang menjadi legenda di dunia computing :D

    ReplyDelete
  6. Sori, mengenai Bill Joy dan UNIX harus sedikit direvisi deh. Lebih lengkap mengenai Bill Joy dan UNIX bisa dibaca di wikipedia:

    http://en.wikipedia.org/wiki/Bill_Joy
    http://en.wikipedia.org/wiki/Unix

    CMIIW ;)

    ReplyDelete