Cara lain mengalahkan Outliers

Beberapa rekan mungkin sudah membaca buku karangan Malcolm Gladwell yang akan dibahas ini, yang setiap minggunya ke toko buku pasti pernah melihat Outliers dijajaran buku-buku laris. Salah stau buku yang membuat penulis menjadi semakin populer. Disini, gladwell berbicara bahwa ada banyak faktor lain yang membuat seorang bisa sukses besar, bukan hanya unsur kerja keras semata. Ini bisa faktor dari lingkungan pribadi, keluarga, kelas sosial, frekuensi berlatih ataupun warisan budaya. Dan mereka yang berada di waktu yang tepat untuk dilahirkan, berada di keluarga yang tepat untuk di besarkan, tinggal di lingkungan yang cocok, dan mempelajari pengetahuan yang sesuai dan sedang berkembang.. mereka akan mempunyai peluang jauh lebih besar untuk bisa jauh lebih sukses. Oleh karena itu, para outliers ini bisa jadi hanya beberapa dari sekian juta orang.



Bill Gates sejak dini sudah mempunyai kesempatan untuk mengakses komputer, yang waktu itu termasuk barang mewah. Dan ia mendapat banayk kesempatan untuk bisa mengasah dan berlatih kemampuan programmannya setiap hari.

Steve jobs berada dilingkungan yang tepat saat dia dibesarkan. Ia tidak berasal dari keluarga yang kaya, namun dibesarkan di lingkungan yang penuh dengan insinyur-insinyur Hewlett Packard.


Lalu kalau begini, bagaimana kita bisa mengalahkan mereka? Bagaimana kita bisa mengalahkan para ouliers? Sedangkan faktor-faktornya sendiri adalah sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan.

Saya menemukan hal yang menarik disini. Dari semua yang dijelaskan oleh Gladwell, tidak ada yang menceritakan seseorang yang benar-benar lahir di lingkungan yang buruk, di budaya yang terbelakang, tetapi bisa mempunya prestasi dan mahakarya yang fenomenal. Saya membayangkan bagaimana kalau ia membahas Nabi Muhammad.

Seorang yang tidak bisa baca, tetapi mampu membuat sebuah peradaban besar yang telah selusin abad lamanya tetap monumental. Apa yang membuat beliau menjadi seorang yang sedemikian hebatnya? Ia berasal dari sebuah keluarga sederhana dan di lingkungan yang tidak mendukung untuk bisa menyerap banyak pengetahuan. Apalagi ia tidak bisa melakukan sesuatu yang nyaris semua orang besar dunia bisa melakukannya (bahkan ini menjadi andalan mereka) : membaca. Muhammad SAW adalah seorang ummi, tidak bisa membaca dan menulis. Bagaimana ia bisa mengubah peradaban dunia?

Berarti, ada faktor penting lain yang seharusnya dibahas. Memang agak terasa berbeda bila dibuat statistik dan berbagai penjelasan ilmiah yang konkrit seperti banyak dari artikel gladwell yang lain. Tapi ini benar-benar logis. Komponen penting itu adalah spiritualitas, kedekatan diri kepada Yang Maha Kuasa.

Saya teringat dengan penjelsan pak Mario Teguh dalam salah satu dari kumpulan gagasan-gagasannya yang menarik. Beliau menjelaskan beberapa tingkatan kemampuan yang bisa dilakukan oleh seorang anak manusia, semakin tinggi tingkatan itu semakin ia berpeluang untuk mendapatkan kesuksesan besar, perhatikan gambar ini :


Nah, kalau begitu berarti anda bisa jauh mempunyai peluang sukses bila bekerja seperti orang gila. Anda menyukai pekerjaan itu, dan tidak mau berhenti sebelum apa yang akan anda capai benar-benar terwujud. Tapi, ada satu tingkatan lagi yang lebih tinggi, yaitu keberuntung. Karena orang yang beruntung langsung mendapat perlindungan dari Tuhan. Benar?

Lalu bagaimana agar anda punya peluang mendapat keberuntungan yang besar? Dekatilah Yang memberi keberuntungan tersebut. taati perintah-Nya, jauhi larangan-Nya. Mendekatlah pada-Nya, beribadahlah, berdoalah, dan lakukan itu sebagai bagian dari kebiasaan hidup kita. Dirikanlah shalat pada waktunya, berpuasalah sebagai bagian dari rasa syukur kita karena telah diberi nikmat, bantulah orang lain yang kurang mampu, dan kasihanilah anak yatim. Karena sebenarnya, itu juga bagian dari investasi hidup kita.. dan itu sangatlah berharga.

Kalau sudah begitu, jangan lupa juga satu hal : orang-orang seperti Bill gates ataupun Steve jobs sukses karena mereka berhasil meramu kesempatan dan menggunakannya dengan optimal. Hidup di era teknologi inforasi yang pesat adalah sebuah kesempatan dan kemauan berinisiatif besar untuk mempelajari banyak hal. Hanya orang-orang sadarlah yang bisa membuatnya menjadi investasi pribadinya. Dan jangan lupa,kalau Knowledge is power, and character is more, but lucky is everything. :)

Selamat membawa perubahan!

12 comments:

  1. Salam super-
    salam hangat dari pulau Bali-
    wah, yang saya yakini kita harus menjadi orang baik dulu mas, baru menjadi orang baik yng lebih sukses dan lebih berhasil. betul ??

    ReplyDelete
  2. setuju! klo orang hebat yang jahat emang malah bikin bahaya.. nah yang kita pengen kan jadi orang hebat yang bermanfaat.. :)

    ReplyDelete
  3. Beruntung di puncaknya? IMHO, dari duluuuu saya sudah punya prinsip bahwa KEBERUNTUNGAN adalah ketika KEMAMPUAN bertemu dengan KESEMPATAN... Anda setuju ndak bro? :D

    ReplyDelete
  4. iya mas.. malah udah saya trackback.. :)

    wah iya, saya melupakan banyak hal. punya kesempatan untuk berdagang sejak kecil dan mengembala domba mungkin bagian dari faktor outliers juga ya.

    Hm.. karena faktor outlies itu dicari saat seseorang sudah ada dipuncaknya, berarti sebenarnya kita punya kesempatan luas untuk mencari faktor outliers yang lain. karena masih ada ruang gerak untuk melakukan sesuatu yang lain. pada akhirnya semua terlihat jadi sangat sederhana... CMIIW

    ReplyDelete
  5. yap, artinya orang yang berani bahkan nekat untuk melakukan sesuatu nggak lebih baik dibanding orang yang beruntung.

    Dan kalau keberuntungan itu saat kemampuan bertemu dengan kesempatan, seberapa banyak peluang kita ada dalam kondisi ini kan masih misteri.. maka kuncinya selain bekerja keras, kita juga harus berdoa.

    There are no secrets to success. It is the result of preparation, hard work, praying to God, and learning from failure.

    ReplyDelete
  6. Kayanya posisi nekad paling menguntungkan deh untuk menjadi sukses :)

    Mas Ben
    http://bentoelisan.blog.com

    ReplyDelete
  7. yaya .. saya setuju beberapa cara untuk memulai -karena kita outliers- adalah nekat. tapi jangan lupa pandangan realita juga sangat penting, jadi kalo jatuh yaaa gak sampe jauh"

    ReplyDelete
  8. dari dulu, saya selalu percaya bahwa keberuntungan memihak pada orang2 yg bekerja keras. sekarang pandangan saya sedikit berubah. keberuntungan memihak pada orang2 yang gila! :p

    ReplyDelete
  9. yap, berani tapi tahu tujuannya mau kemana. jangan sampe berani tapi gak tau tujuan.. itu nekat yang berbahaya.. hhe

    ReplyDelete
  10. Hehe.. tapi akan lebih baik klo berani tapi terencana, klo nekatkan berani tapi ga terencana.. ;)

    ReplyDelete